Terjadi Penurunan Anggaran Pendidikan Rp130 Triliun Jika ‘Mandatory Spending’ Mengacu pada Pendapatan APBN

07-09-2024 / KOMISI X
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda saat penyelenggaraan FGD di salah satu hotel, di Jakarta, Sabtu (7/9/2024). Foto : Arief/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menegaskan pihaknya menolak usulan Menkeu Sri Mulyani yang akan melakukan reformulasi anggaran pendidikan 20 persen APBN dan APBD (mandatory spending), dari yang semula mengacu pada basis belanja negara menjadi pada pendapatan negara. Menurut Syaiful Huda, dengan usulan reformulasi itu akan memiliki konsekuensi penurunan anggaran pendidikan kurang lebih hampir Rp130 triliun.

 

“Menurut saya, (usulan) ini tidak tepat. Kemenkeu tidak usah utak-atik soal berbasis apa, tetap saja berbasis pada belanja APBN. Yang perlu diutak-atik oleh Kemenkeu adalah terkait dengan distribusi dan alokasinya supaya lebih banyak diberikan kepada kementerian yang punya tugas dan fungsi pendidikan, dalam hal ini Kemendikbud dan Kementerian Agama,” ujar Syaiful Huda kepada Parlementaria usai penyelenggaraan FGD di salah satu hotel, di Jakarta, Sabtu (7/9/2024).

 

“Yang perlu diutak-atik oleh Kemenkeu adalah terkait dengan distribusi dan alokasinya supaya lebih banyak diberikan kepada kementerian yang punya tugas dan fungsi pendidikan”
 

 

Karena itu, Komisi X meminta semua anggaran pendidikan yang terdistribusi ke kementerian lain di luar fungsi pendidikan, diminta untuk dilakukan refocusing untuk diserahkan kepada Kemendikbud dan Kementerian Agama.

 

“Yaitu, berbasis pada belanja APBN, yang perlu diutamakan adalah terkait dengan distribusi dan alokasi nya supaya lebih banyak diberikan kepada kementerian yang punya tugas dan fungsi pendidikan dalam ini Kemendikbud dan Kemenag,” jelasnya.

 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Badan Anggaran (Banggar) DPR RI untuk formulasi ulang acuan belanja wajib (mandatory spending) anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari pagu belanja APBN. Menurutnya, jika dari acuan belanja, pemerintah kesulitan untuk mencari anggaran di tengah kondisi negara yang sangat dinamis. (ysm/rdn)

BERITA TERKAIT
Hetifah Apresiasi Berbagai Program Terobosan di 100 Hari Kinerja Menteri Abdul Mu’ti
24-01-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Mendikdasmen Abdul Mu’ti memaparkan berbagai capaian dan terobosan kebijakan...
Hetifah Apresiasi Superaplikasi Rumah Pendidikan: Langkah Nyata Kebijakan Berbasis Data
24-01-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi Peluncuran Cetak Biru Transformasi Digital Rumah Pendidikan di Kompleks...
Legislator Pahami Kegelisahan KONI Terhadap Permenpora 14/2024
24-01-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman menyampaikan kegelisahan masyarakat olahraga prestasi Indonesia terkait...
Lalu Hadrian Irfani: Masalah Internal Kemdikti-Saintek Harus Diselesaikan Secara Transparan
23-01-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyoroti polemik Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi...